Minggu, 30 Desember 2012

Permainan Edukasi untuk Anak



Anak-anak dengan kecenderungan alamiahnya yang selalu suka bergerak dan selalu ingin tahu akan segala hal yang disekitarnya, tak bisa dilepaskan dari aktivitas bermain.

Bermain bagi anak-anak bukan hanya kesenangan belaka tapi juga kebutuhan penting bagi mereka. Lewat bermain, anak-anak secara tidak sadar bisa mengasah bakat mereka yang terpendam serta menambah pengetahuan mereka tentang alam sekitarnya.
Jika pada masa kanak-kanak anak kurang atau tidak memiliki kesempatan untuk bermain, bisa jadi, maka bisa jadi perkembangannya akan terhambat.

Permainan yang mendidik (edukatif) untuk anak-anak tak perlu mahal, tak harus dikaitkan dengan barang-barang elektronik seperti: komputer, video game, atau mainan yang menggunakan remote control, orang tua dapat memanfaatkan bahan yang ada di sekitar untuk menciptakan permainan edukatif ini.

Berikut ini jenis-jenis beserta contoh permainan edukatif (mendidik) untuk anak-anak:

1. Permainan Mengasah Otak
Permainan ini memerlukan keterampilan berpikir, mengasah daya ingat serta imajinasinya.
Contoh: catur, ular tangga, halma, menyusun balok, lego, dan puzzle.

2. Permainan Membentuk Fisik
Permainan memerlukan gerak fisik yang banyak dan dapat juga berfungsi sebagai olah raga untuk anak, tetapi harus memperhatikan beberapa aspek, diantaranya: lokasi tidak berbahaya, cukup luas untuk anak berlarian, alat yang digunakan tidak membahayakan atau terlalu berat.
Contoh: sepak bola, kasti, loncat tali, gobak sodor.

3. Permainan Melatih Sosialisasi
Permainan ini adalah permainan yang memerlukan team work atau kerja kelompok. Dari sanalah anak dapat melatih jiwa sosial mereka, bagaimana cara bekerja dalam kelompok, hidup rukun dengan teman, saling menolong, dan memaafkan.
Contoh: sepak bola, main kelereng, main pasar-pasaran (jual beli), bermain peran sebagai dokter dan pasien, guru dan murid, dan sebagainya.

4. Permainan Membentuk Kepribadian
Permainan ini disesuaikan dengan jenis kelamin anak. Permainan ini untuk melatih anak perempuan agar terbentuk naluri keibuannya dan anak laki-laki agar terbentuk naluri kebapakannya, selain itu juga menumbuhkan jiwa solidaritas kepada lawan jenisnya. Tapi tak menutup kemungkinan mereka bermain peranan lawan jenisnya, agar laki-laki dapat mengerjakan pekerjaan rumah tangga, dan perempuan tidak terlalu cengeng dan kelak dapat hidup mandiri ketika dewasa.
Contoh: Dalam bermain perang-perangan anak laki-laki berperan sebagai tentara dan anak perempuan sebagai juru masak atau perawat.

Daftar Pustaka
Mubarok, M. Mufti, Plus BCM Rahasia Cerdas Belajar Sambil Bermain, Surabaya: PT Java Pustaka Media Utama, 2008
Surviani, Istanti, dkk, 20 Point Penting dalam Menghias Jiwa dan Perilaku Anak, Bandung: Pustaka Ulumuddin, 2004

source: edukasi.kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar